'Ada Yang Salah' - Catatan Gol Mencemaskan Alexis Sanchez Di Inter Milan

'Ada Yang Salah' - Catatan Gol Mencemaskan Alexis Sanchez Di Inter Milan 'Ada Yang Salah' - Catatan Gol Mencemaskan Alexis Sanchez Di Inter Milan

Terjadi lagi antara laga kontra Juventus. 

Bukan malam Alexis Sanchez. Dia sekudunya bisa mencatatkan nama dalam papan skor namun Merih Demiral melakukan penyelamatan ajaib dalam depan garis gawang.

Ya, musim buruk bomber asal Cile tercatat berlanjut pada musim ini lewat namun membukukan dua gol dari 21 pertandingan di semua kompetisi kepada La Beneamata.

Ada yang cela memakai Sanchez. 

Sanchez bukan lagi penyerang nan mampu merusak lawan laksana nan diperlihatkannya bersama Udinese, Barcelona selanjutnya Arsenal. Kontribusi golnya terus memburuk sejak metidak ada celah ke Manchester United ala Januari 2018. 

Dahulu Sanchez adalah momok menakutkan bagi barisan pertahanan tim manapun. Sejak 2010/11, dia secara konsisten mampu mengoleksi dua digit gol. Musim 2016/17 adalah musim tertidak marahnya memakai 30 gol. Ketika itu, muncul pembahasan jika Sanchez adalah keliru satu pemain tertidak marah hadapan dunia. 

Kemudian adalah momen ketika dia meninggalkan London, segalanya berubah selanjutnya memburuk. 

Sempat beredar pengumuman jika  Inter hendak menukar Sanchez demi penyerang AS Roma Edin Dzeko namun tenggat bursa transfer musim dingin berlalu, gosip ini tidak pernah menjadi kenyataan. 

Ketika dibutuhkan Sanchez ialah teman bagi Lautaro Martinez di lini serang Il Biscione, namun aksinya seringkali tidak memuaskan saat tenaganya sungguh-sungguh diperlukan. 

Sanchez hanya punya koleksi enam gol sejak bergabung ke Inter satu setengah tahun lintas, ini adalah catatan terburuk di sepanjang kariernya. Hanya satu gol setiap sembilan pertandingan. 

Ketika berkostum Arsenal, dia setidaknya menjadi buah bibir di setiap dua pertandingan, setidaknya selantas mencetak gol di setiap tiga pertandingan Barcelona, satu dari lima bersama Udinese. 

Antonio Conte jelas tidak senang dengan catatan Sanchez dekat Giuseppe Meazza yang tergambar ketimbang komentarnya sehabis laga lawan Juventus.

"Saya tidak acuh apakah dia lelah atau tidak. Dia terlihat mencoba melakukan adapun tertidak emosi tetapi seharusnya lebih tajam lagi. Nomor adapun disandangnya itu keramat terutama bagi penyerang, dia harus bermain lebih tidak emosi lagi," ujarnya. 

Cedera memang perlu doang dikatakan sebagai biang kerok penurunan performa Sanchez. Pemain Cile ini kelewat sering mendapat makurang cukup ototnya. Situasi tersebut secocoknya tidak lagi mengherankan jika mengingat Sanchez hadapan usia 32 telah mencatat lebih daripada 700 pertandingan. 

Apapun latar belakangnya, satu hal yang pasti Inter membutuhkan tenaga Sanchez, terutama di laga-laga berguna. Di tengah-tengah padatnya jadwal, Sanche perlu memenuhi tanggung jawab jadi penyerang ketiga tim. 

Namun jelas ada maalpa atas diri Sanchez. Luencok puya koleksi 20 gol, senyampang Lautaro 12. Lalu ada Hakimi yang punya enam gol, bahkan D'Ambrosio punya tiga. 

Sanchez tetapi dua. Ada yang khilaf...